BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Mata pelajaran keterampilan merupakan mata pelajaran yang berisi
kumpulan bahan kajian dengan memberikan
pengetahuan dan keterampilan dalam membuat suatu benda kerajinan dan teknologi
(Rekayasa, Budidaya dan Pengolahan).
Proses
Pembelajaran Keterampilan diberikan kepada peserta
didik berupa teori dan praktek. Langkah-langkah atau
proses pembelajaran materi teori yang dilakukan guru untuk
kelas VII di SMP Negeri 16 Pekalongan
saat ini adalah dengan metode ceramah sehingga cenderung
membosankan. Hal
ini terlihat saat pemberian penjelasan
sebagian besar siswa khususnya laki-laki dalam mengikuti pembelajaran memiliki
karakter aktif atau tidak bisa diam, tetapi keaktifan siswa tersebut cenderung
ke hal negatif, seperti mengobrol dengan teman, memain-mainkan sesuatu,
mengganggu teman atau menulis dan membuat coretan gambar sesuai keinginannya
sendiri, mereka kurang fokus dengan materi yang sedang disampaikan oleh guru,
sehingga pada saat evaluasi hasilnya kurang memuaskan.
Hal
itulah yang menjadi dasar perlunya peningkatan dan perbaikan kualitas dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan atau hasil belajar siswa. Salah
satu hal penting dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran adalah
dengan mengembangkan berbagai pendekatan pembelajaran modern yang lebih sesuai
dengan sifat manusiawi siswa, lebih sesuai dengan kondisi siswa, guru, dan
sekolah, serta lebih memperhatikan kondisi kejiwaan siswa dalam melakukan
proses belajar. Menurut Slamet (1999: 26), proses pelaksanaan pendidikan di sekolah
merupakan salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa. Hal ini menjadi dasar bagi dikembangkannya pendekatan pembelajaran yang bermutu
dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Upaya
yang dilakukan guru untuk meningkat hasil belajar siswa adalah dengan
menerapkan penggunaan Media Video dalam pembelajaran, dengan harapan dapat memunculkan
minat sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran Ketrampilan. Selain itu,
diharapkan pula mampu menjadi individu yang dapat bersaing dalam masa
berikutnya. Peningkatan mutu persaingan dapat diartikan sebagai peningkatan
kualitas individu yang mampu menghasilkan hasil karya yang diperoleh dari
kompetisi tersebut (Tilaar, 2004). Apabila dikaji lebih dalam, maka peningkatan
kempetisi dihasilkan oleh pendidikan yang kondusif bagi lahirnya
individu-individu yang kompetitif, dalam arti positif.
Berdasarkan atas uraian tersebut,
maka dianggap perlu untuk dilaksanakannya penelitian tindakan kelas yang
berjudul “Penerapan Media Video
Pembuatan Manisan Dalam Pembelajaran Ketrampilan untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas VII A SMP Negeri 16 Pekalongan pada Semester Genap Tahun
Pelajaran 2015/2016 ”
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan
atas latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi adanya
permasalahan sebagai berikut :
1.
Mayoritas siswa kurang
memahami materi pembelajaran akibat pembelajaran yang mengarah pada sifat
hafalan semata, sehingga membosankan dan mudah hilang dari ingatan siswa.
2.
Hasil belajar siswa
masih sangat rendah, di mana nilai keterampilan rata-rata di bawah 75 dengan
ketuntasan belajar yang masih di bawah 75%, sedangkan target KKM yang
ditetapkan guru adalah 75% siswa tuntas belajar.
C.
PEMBATASAN MASALAH
Pelaksanaan
penelitian ini terbatas pada permasalahan, yaitu: “Peningkatan hasil
belajar siswa yang dicapai setelah dikembangkan pembelajaran dengan media video
pembuatan manisan buah pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 16 Pekalongan”.
D.
RUMUSAN MASALAH
Apakah
dengan penerapan media video dalam
pembelajaran Keterampilan
khususnya materi Pembuatan Manisan Buah dapat
meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VII A
SMP Negeri 16 Pekalongan?
E.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian
ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan
umumnya adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa dalam mempelajari
keterampilan. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk meningkatkan prestasi
hasil belajar siswa.
F.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam dua aspek sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian
diharapkan dapat menambah pustaka pengetahuan kependidikan tentang perbaikan
proses pembelajaran di kelas, khususnya dalam pendekatan pembelajaran
keterampilan proses untuk bidang keterampilan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi guru
Hasil penelitian
diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk terkait dengan langkah-langkah
yang efektif dalam melaksanakan proses pembelajaran keterampilan dengan penggunaan
media video.
b) Bagi siswa
Hasil penelitian
yang dilaksanakan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektifitas belajar
siswa, meningkatkan minat belajar siswa, dan meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam mata pelajaran ketrampilan.
c) Bagi sekolah
Hasil penelitian
diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah untuk dikembangkannya proses
pembelajaran yang berorientasi pada proses, bukan hanya pada tersampaikannya
materi, sehingga terjadi dampak yang berupa peningkatan output pendidikan di
sekolah.
BAB
II
KERANGKA TEORITIS,
KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS
A.
Kerangka
Teoritis
1.
Hakikat Pembelajaran Keterampilan
Istilah keterampilan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia berasal dari kata Terampil yang berarti cakap dalam
menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk
menyelesaikan tugas, atau kecakapan yang yang disyaratkan. Dalam pengertian
luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia
bermutu dan memiliki keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan
(Suparno,2001:27).
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dalam pasal 13 ayat 1 menyatakan:
“Kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat, SMA/MA/SMALB
atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dapat
memasukkan pendidikan kecakapan hidup”. Oleh sebab itu mata pelajaran
Keterampilan perlu diberikan pada peserta didik di tingkat SMP/MTs. Mata
pelajaran ketrampilan diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan
kecakapan hidup (life skills) yang
meliputi keterampilan personal, sosial, pra-vokasional dan akademik. Penekanan
jenis ketrampilan yang dipilih oleh satuan pendidikan perlu mempertimbangkan
minat dan bakat peserta didik serta potensi lokal, lingkungan budaya, kondisi
ekonomi dan kebutuhan daerah. Sebagaimana
yang terkandung dalam Standar Kompetesi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
Keterampilan, bahwa untuk siswa kelas VII diberikan materi pelajaran Teknologi
pengolahan Manisan meliputi kegiatan mengapresiasi, mencipta dan penyajian
hasil/karya.
2.
Hakikat Belajar dan Hasil belajar
a)
Hakikat Belajar
Pada hakikatnya belajar dilakukan oleh
semua mahluk hidup. Untuk manusia belajar adalah proses untuk mencapai berbagai
kemampuan, keterampilan serta sikap.
Hakikat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar
dan terus menerus melalui bermacam-macam aktivitas dan pengalaman guna
memperoleh pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang
lebih baik (Seputarpendidikan003.blogspot.com).
Menurut Moh. Surya (1997) : belajar
dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi belajar bukan merupakan tingkah
laku yang nampak tetapi
merupakan proses yang terjadi secara internal dalam diri individu dalam
usahanya memperoleh hubungan yang baru. Untuk itu perlu kiranya kita menyusun sendiri
prinsip-prinsip belajar. Dalam hal ini Slameto (1991:27-28) mengemukakan
prinsip-prinsip belajar, sebagai berikut: berpartisipasi aktif meningkatkan
minat dan membimbing, mudah menangkap pengertiannya, proses terus menerus,
perlu lingkungan yang menantang, dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya
ber-eksplorasi dan belajar dengan efektif.
b)
Hasil
Belajar
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu
“hasil” dan “belajar” yang memiliki arti yang berbeda. Menurut Djamarah
(2000:45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah
dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Menurut Winarno Surahmad ( 1997 : 88 ) “Hasil belajar adalah hasil
dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan
adalah menempatkan tingkah laku”. Jadi hasil belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara
bertingkah laku baru berkat pengalaman baru.
Hasil belajar
dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah
semester (sub sumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif). Dalam penelitian
tindakan kelas ini yang dimaksud prestasi hasil belajar siswa adalah hasil nilai
ulangan harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran IPS. Ulangan harian
dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan pokok bahasan atau
kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang
harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan
dengan konsep yang dibahas. Ulangan dilakukan minimal tiga kali dalam setiap
semester. Tujuannya untuk memperbaiki modul dan program pembelajaran serta
sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik.
3.
Media Video
dalam Pembelajaran
Arti kata media menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio,
televisi, film, poster, spanduk. Media pembelajaran secara umum adalah alat
bantu proses belajar mengajar. Menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film,
video dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian media
di atas, dapat dirumuskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada diri siswa.
Media pembelajaran sebagai
suatu alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan
yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media,
maka materi pembelajaran sukar untuk dimengerti
dan dipahami oleh siswa, terutama pembelajaran yang rumit dan kompleks. Setiap materi pembelajaran
mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan
pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi di lain sisi ada
bahan pembelajaran yang memerlukan media
pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu
sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi
pembelajaran yang disampaikan.
Tujuan pemanfaatan media
secara umum adalah untuk memfasilitasi berlangsungnya proses belajar dalam diri
siswa. Beragam media dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang diinginkan. Namun demikian, sebelum
menggunakan media pembelajaran, Anda perlu mencermati bahwa setiap jenis media
memiliki karakteristik dan atribut tersendiri yang dapat membedakannya dengan
ragam atau jenis media pembelajaran yang lain. Tidak ada satu media yang
superior untuk digunakan dalam membantu siswa dalam mencapai semua bentuk
tujuan pembelajaran.
Atribut media adalah karakteristik
spesifik yang dimiliki oleh sebuah media yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran tertentu. Media video memiliki atribut sebagai media
gambar bergerak atau motion pictures. Media ini memiliki kemampuan dalam
menampilkan unsur suara (audio) dan gambar (visual) secara simultan berupa
gambar bergerak atau moving images. Perkembangan teknologi digital yang terjadi
saat ini telah memungkinkan pengguna media video dapat menikmati tayangan video
dimana saja. Hal ini disebabkan program video dapat diintegrasikan ke dalam
perangkat keras atau hardware yang bersifat portable.
Seiring berkembangnya
teknologi, muncullah berbagai macam bahan ajar baru yang
semakin canggih, mulai dari berkembangnya bentuk bahan ajar cetak, lalu
merambah ke bahan ajar audio, hingga bahan ajar audio -video. Ini semua
menunjukkan bahwa bentuk bahan ajar selalu mengikuti perkembangan teknologi dan
ilmu pengetahuan. Hal ini diperkuat
dengan pendapat Webster (Azhar Arsyad, 2011: 5) teknologi merupakan suatu
perluasan konsep media, dimana teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan, atau
perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi, dan manajemen
yang berhubungan dengan penerapan ilmu. Teknologi yang paling tua yang
dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar
prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan
penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Pengajaran dengan
menggunakan audio-visual bercirikan adanya pemakaian perangkat keras selama
proses belajar, seperti mesin, proyektor film, tape recorder, dan proyektor
visual lebar. Jadi, pengajaran melalui
audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui
pandangan dan pendengaran. Teknologi audio visual yang sering digunakan dalam
pembelajaran adalah film, slide, dan video.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, video merupakan rekaman gambar hidup atau program televisi untuk
ditayangkan lewat pesawat televisi, atau dengan kata lain video merupakan
tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara. Video sebenarnya berasal
dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya
penglihatan); dapat melihat.
Media video merupakan salah
satu jenis media audio visual. Media
audio visual adalah media yang mengandalkan indera pendengaran dan indera
penglihatan. Media audio visual merupakan salah satu media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran menyimak. Media ini dapat menambah minat siswa dalam belajar
karena siswa dapat menyimak sekaligus melihat gambar.
Azhar Arsyad (2011 : 49) menyatakan bahwa video
merupakan gambar-gambar dalam
frame, di mana frame demi frame diproyeksikan melalui
lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup.
Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan, bahwa video merupakan salah satu jenis media audio-visual
yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara
alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan
suara memberikan daya tarik tersendiri. Video dapat menyajikan informasi,
memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.
Berdasarkan pengertian
menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa video merupakan salah satu jenis media audio-visual dan dapat
menggambarkan suatu objek yang bergerak
bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Video menyajikan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep yang rumit, mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.
Media video telah menjadi
bagian integral dari perangkat komputer baik desktop maupun laptop.
Perkembangan mutakhir dari media video sebagai perangkat digital adalah
kemampuannya dalam menayangkan gambar dan suara secara simultan dengan tingkat
kejelasan yang tinggi. Hal ini dikenal dengan istilah gambar dan suara dalam
format high definition. Perkembangan yang pesat dari teknologi video, baik
perangkat lunak maupun perangkat keras, telah memberikan keunggulan tersendiri
bagi media ini untuk digunakan sebagai medium pembelajaran.
Penggunaan program video
biasanya bertujuan untuk mencapai keperluan yang spesifik yang meliputi; (1)
memberi informasi (to inform), (2)
membelajarkan, (3) membujuk, (4) menghibur (to entertain).
Program video mampu
digunakan sebagai sarana untuk mendiseminasikan informasi dan pengetahuan yang
diperlukan oleh penggunanya. Saat ini banyak program video yang berisi ilmu
pengetahuan yang dapat diperoleh secara komersial. Program video The Animal
Planet. Discovery Channel, dan program sains yang diproduksi oleh British
Broadcasting Corporation (BBC) dapat diperoleh dan digunakan untuk keperluan
aktivitas pembelajaran. Program video pembelajaran digunakan sebagai sarana
persuasif untuk membujuk pemirsa untuk melakukan tindakan tertentu.
Koumi (2008) seorang
penulis, sutradara dan produser program video pembelajaran yang bekerja pada
sebuah lembaga pendidikan terbuka, The British Open University mengemukakan tiga
tujuan penting dalam penggunaan program video pembelajaran, yaitu :
a.
Mengembangkan Pengetahuan dan Keterampilan
b.
Membangkitkan Motivasi dan Apresiasi
c.
Memberi Pengalaman Nyata
Heinich
dan kawan-kawan (2006) mengungkapkan secara rinci dan spesifik keunggulan yang
dapat diperoleh dari medium video sebagai sarana pembelajaran yang meliputi:
a. Menarik Perhatian
b. Memperlihatkan Gerakan
c. Mengungkap sesuatu yang
tidak sepenuhnya dapat dilihat oleh Mata
d. Mengulang adegan atau
peristiwa secara akurat
e. Menampilkan unsur visual
secara realistic
f. Menampilkan warna dan suara
g. Membangkitkan emosi
4.
Manisan
Buah
Manisan adalah salah satu bentuk makanan
olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan
rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan. Manisan
merupakan salah satu metode pengawetan produk buah-buahan yang paling tua, dan
dalam pembuatannya menggunakan gula, dengan cara merendam dan memanaskan buah
dalam madu. Pengolahan aneka buah menjadi manisan ini memberikan keuntungan
tersendiri. Warna buah cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika misalnya sinar
matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah menjadi
busuk. Oleh karena itu pengolahan buah untuk memperpanjang masa simpannya
sangat penting, termasuk pengolahan menjadi produk manisan. Dan pengolahan aneka buah menjadi manisan buah basah ataupun manisan buah kering
ini masih memiliki peluang usaha yang menjanjikan dan potensi penyerapan pasar
yang cukup baik.
Manisan buah adalah buah
yang diawetkan dengan gula. Tujuan pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada
manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya
mikroorganisme (jamur, kapang). Dalam proses pembuatan manisan buah ini juga
digunakan air garam dan air kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta
menghilangkan rasa gatal atau getir pada buah. Buah-buahan yang biasa digunakan
untuk membuat manisan basah adalah jenis buah yang cukup keras, seperti pala,
mangga, kedondong, kolang-kaling, dan lain-lainnya. Sedangkan buah-buahan yang
biasa digunakan untuk membuat manisan kering adalah jenis buah yang lunak
seperti pepaya, sirsak, dan lain-lainnya.
B. Kerangka Berfikir
Hubungan penerapan media video dalam
pembelajaran dengan hasil belajar siswa hal ini dikarenakan dalam
penggunaan video diharapkan dapat : menarik perhatian, memperlihatkan gerakan, mengungkap
sesuatu yang tidak sepenuhnya dapat dilihat oleh mata, mengulang adegan atau
peristiwa secara akurat, menampilkan unsur visual secara realistic, menampilkan
warna dan suara, serta membangkitkan emosi. Keunggulan Penggunaan Video
dalam proses pembelajaran inilah yang diharapkan dapat menjadi suatu yang
menarik bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
C. Hipotesis Tindakan
Dengan
diterapkannya media video model pembelajaran Ketrampilan dapat meningkatkan
prestasi hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 16 Pekalongan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat
Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VII A
SMP Negeri 16 Pekalongan untuk mata pelajaran Ketrampilan pokok Pembuatan Manisan Buah.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan pada awal semester kedua tahun pelajaran 2015/2016 yaitu bulan
Januari – April 2016.
3.
Siklus Penelitian
PTK ini
dilaksanakan melalui 2 (dua) siklus untuk mengamati aktivitas praktik dan
melihat prestasi hasil belajar siswa melalui penerapan media Video Pembuatan
Manisan Buah.
B. Persiapan PTK
Sebelum melaksanakan
kegiatan PTK perlu disusun beberapa input instrumental yang digunakan dalam
perlakuan PTK, yaitu meliputi :
a)
Menyusun RPP yang akan dijadikan PTK dengan
Kompetensi Dasar Menjelaskan Pembuatan Manisan Buah.
b)
Menyusun Media Pembelajaran
berupa materi Video.
c)
Menyusun Lembar Kerja Kerja Siswa (LKS).
d)
Lembar Pengamatan Kegiatan Pembelajaran
siswa.
e)
Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar.
f)
Panduan Wawancara Responden.
g)
Lembar evaluasi.
C. Subyek
Penelitian
Subyek dalam penelitian PTK ini adalah
seluruh siswa kelas VIII A SMP Negeri 16 Pekalongan yang berjumlah 36 siswa
terdiri dari 20 putra dan 16 putri.
D.
Sumber Data
1)
Siswa, untuk mendapatkan data tentang
aktivitas praktik dan prestasi hasil belajar siswa dalam PBM.
2)
Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan
implementasi pembelajaran penerapan media video.
3)
Teman sejawat dan Kolaborator, untuk melihat
implementasi PTK secara komprehensif.
E. Tehnik dan Alat Pengumpukan Data
1.
Tehnik Pengumpulan Data
a)
Tes, untuk mengetahui data tentang prestasi
hasil belajar siswa
b)
Observasi, untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
membaca siswa dan kondisi sarana prasaran perpustakaan
c)
Wawancara, untuk mengetahui tingkat
keberhasilan model belajar
d)
Diskusi, untuk merefleksikan hasil siklus PTK
2.
Alat Pengumpul Data
a)
Tes : menggunakan butir soal untuk
mengukur prestasi hasil belajar siswa
b)
Observasi : menggunakan lembar observasi
untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam praktik.
c)
Kuesioner dan angket : untuk mengetahui
pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang penerapan video dalam pembelajaran.
d)
Diskusi : menggunakan lembar hasil pengamatan
F. Indikator Kerja
Berdasarkan
pengalaman sebelumnya perihal ketuntasan belajar siswa, maka ditetapkan
indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut :
1. Sekurang-kurangnya
75% siswa memiliki aktivitas pembelajaran yang tinggi dengan kriteria sebagai
berikut :
Kriteria |
Skor |
Sangat Baik |
4 |
Baik |
3 |
Cukup |
2 |
Kurang |
1 |
2.
3.
4.
2. Sekurang-kurangnya
75% siswa telah melampaui standar ketuntasan minimal.
G. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dianalisis dengan
menggunakan analisis diskriptif. Hasil belajar dianalisis dengan analisis
diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan
indikator kinerja.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan dalam
2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu planing atau
replanning (perencanaan atau perencanaan ulang), acting (tindakan), observing
atau data collecting (pengamatan atau pengumpulan data), dan reflecting
(perenungan).
a.
Siklus I
1)
Planning
Perencanaan
dalam penelitian ini meliputi; (i) identifikasi masalah, (ii) menyusun rencana
pembelajaran disertai lembar kerja siswa dan alat evaluasinya, intervensi yang
digunakan pada siklus pertama adalah penerapan media video dalam pembelajaran
dan pembentukan kelompok besar dan diskusi.
2)
Acting
Melaksanakan
rencana pembelajaran penerapan video pembelajaran, diskusi dan tanya jawab.
Kegiatan pembelajaran diawali dan diakhiri dengan test untuk mengukur tingkat
penguasaan materi siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.
3)
Observing
Observing
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan setelah pelaksanaan
pembelajaran. Observing dimaksudkan untuk mengumpulkan data, data yang
dikumpulkan meliputi : (i) data tentang proses pembelajaran di kelas, (ii) data
tentang ketertarikan siswa dalam memperhatikan video dan keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran terutama praktik pembuatan manisan, (iii) data kemajuan hasil belajar siswa,
(iv) data tentang kinerja guru.
4)
Reflecting
Data yang
diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan teknik triangulasi, kegiatan
reflecting ini antara lain :
·
Mengetahui perkembangan hasil belajar siswa
·
Mengetahui perkembangan kinerja guru dalam
mengelola pembelajaran.
b.
Siklus II
1)
Planning
Perencanaan
dalam penelitian ini meliputi; (i) identifikasi masalah, (ii) menyusun rencana
pembelajaran disertai lembar kerja siswa dan alat evaluasinya, intervensi yang
digunakan pada siklus kedua adalah penerapan video dalam pembelajaran dengan
pembentukan kelompok besar dengan disertai praktik.
2)
Acting
Melaksanakan
rencana pembelajaran penerapan video pembelajaran dengan pembentukan kelompok, praktik,
Tanya jawab dan diskusi.
3)
Observing
Observing dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung dan setelah pelaksanaan pembelajaran. Observing
dimaksudkan untuk mengumpulkan data, data yang dikumpulkan meliputi : (i) data
tentang proses pembelajaran di kelas, (ii) data tentang keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, (iii) data kemajuan kinerja ilmiah siswa, (iv) data
tentang kinerja guru, berupa classroom observer form, dan learning logs guru,
4) Reflecting
Data yang
diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan teknik triangulasi, kegiatan
reflecting ini antara lain:
·
Mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.
·
Mengetahui perubahan suasana pembelajaran.
·
Mengetahui perkembangan kinerja guru dalam
mengelola pembelajaran.
I. Rencana Kerja
Adapun rencana pelaksanaannya adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Jadwal Penyusunan PTK
No |
Kegiatan |
Pelaksanaan |
1 |
Penyusunan Proposal
|
4 – 9 Januari 2016 |
2 |
Penyerahan Proposal final ditandatangani oleh Kepala
Sekolah |
11 Januari 2016 |
3 |
Pelaksanaan Penelitian |
|
|
Siklus I |
18 – 23 Januari 2016 |
|
Siklus II |
1 – 6 Februari 2016 |
4 |
Tabulasi dan analisa data |
15 – 20 Februari 2016 |
5 |
Penyusunan Laporan |
25 Februari – 14 April 2016 |
6 |
Seminar hasil PTK |
16 April 2016 |
7 |
Perbaikan laporan PTK |
16 – 17April 2016 |
8 |
Penyerahan Laporan |
18 April 2016 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar