Kamis, 02 Mei 2024

PENERAPAN MEDIA VIDEO PEMBUATAN MANISAN BUAH DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 16 PEKALONGAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

BAB I  

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG MASALAH

Mata pelajaran keterampilan merupakan mata pelajaran yang berisi kumpulan bahan kajian dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat suatu benda kerajinan dan teknologi (Rekayasa, Budidaya dan Pengolahan).

Proses Pembelajaran Keterampilan diberikan kepada peserta didik berupa teori dan praktek.  Langkah-langkah atau proses pembelajaran materi teori yang dilakukan guru untuk kelas VII di SMP Negeri 16 Pekalongan saat ini adalah dengan metode ceramah sehingga cenderung membosankan. Hal ini terlihat saat pemberian penjelasan sebagian besar siswa khususnya laki-laki dalam mengikuti pembelajaran memiliki karakter aktif atau tidak bisa diam, tetapi keaktifan siswa tersebut cenderung ke hal negatif, seperti mengobrol dengan teman, memain-mainkan sesuatu, mengganggu teman atau menulis dan membuat coretan gambar sesuai keinginannya sendiri, mereka kurang fokus dengan materi yang sedang disampaikan oleh guru, sehingga pada saat evaluasi hasilnya kurang memuaskan.

Hal itulah yang menjadi dasar perlunya peningkatan dan perbaikan kualitas dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan atau hasil belajar siswa. Salah satu hal penting dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran adalah dengan mengembangkan berbagai pendekatan pembelajaran modern yang lebih sesuai dengan sifat manusiawi siswa, lebih sesuai dengan kondisi siswa, guru, dan sekolah, serta lebih memperhatikan kondisi kejiwaan siswa dalam melakukan proses belajar. Menurut Slamet (1999: 26), proses pelaksanaan pendidikan di sekolah merupakan salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini menjadi dasar bagi dikembangkannya pendekatan pembelajaran yang bermutu dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Upaya yang dilakukan guru untuk meningkat hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan penggunaan Media Video dalam pembelajaran, dengan harapan dapat memunculkan minat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran Ketrampilan. Selain itu, diharapkan pula mampu menjadi individu yang dapat bersaing dalam masa berikutnya. Peningkatan mutu persaingan dapat diartikan sebagai peningkatan kualitas individu yang mampu menghasilkan hasil karya yang diperoleh dari kompetisi tersebut (Tilaar, 2004). Apabila dikaji lebih dalam, maka peningkatan kempetisi dihasilkan oleh pendidikan yang kondusif bagi lahirnya individu-individu yang kompetitif, dalam arti positif.

Berdasarkan atas uraian tersebut, maka dianggap perlu untuk dilaksanakannya penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Media Video Pembuatan Manisan Dalam Pembelajaran Ketrampilan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A SMP Negeri 16 Pekalongan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016

B.     IDENTIFIKASI  MASALAH

Berdasarkan atas latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi adanya permasalahan sebagai berikut :

1.        Mayoritas siswa kurang memahami materi pembelajaran akibat pembelajaran yang mengarah pada sifat hafalan semata, sehingga membosankan dan mudah hilang dari ingatan siswa.

2.        Hasil belajar siswa masih sangat rendah, di mana nilai keterampilan rata-rata di bawah 75 dengan ketuntasan belajar yang masih di bawah 75%, sedangkan target KKM yang ditetapkan guru adalah 75% siswa tuntas belajar.

 

C.    PEMBATASAN MASALAH

Pelaksanaan penelitian ini terbatas pada permasalahan, yaitu: “Peningkatan hasil belajar siswa yang dicapai setelah dikembangkan pembelajaran dengan media video pembuatan manisan buah pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 16 Pekalongan”.

D.    RUMUSAN MASALAH

Apakah dengan penerapan media video dalam pembelajaran Keterampilan khususnya materi Pembuatan Manisan Buah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 16 Pekalongan?

E.     TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umumnya adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa dalam mempelajari keterampilan. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.   

 

F.     MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam dua aspek sebagai berikut:

1.      Manfaat Teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pustaka pengetahuan kependidikan tentang perbaikan proses pembelajaran di kelas, khususnya dalam pendekatan pembelajaran keterampilan proses untuk bidang keterampilan.

2.      Manfaat Praktis

a)    Bagi guru

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk terkait dengan langkah-langkah yang efektif dalam melaksanakan proses pembelajaran keterampilan dengan penggunaan media video.

b)   Bagi siswa

Hasil penelitian yang dilaksanakan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa, meningkatkan minat belajar siswa, dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ketrampilan.

c)    Bagi sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah untuk dikembangkannya proses pembelajaran yang berorientasi pada proses, bukan hanya pada tersampaikannya materi, sehingga terjadi dampak yang berupa peningkatan output pendidikan di sekolah.

 

 

BAB II

KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS

A.      Kerangka Teoritis

1.         Hakikat Pembelajaran Keterampilan

Istilah keterampilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata Terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas, atau kecakapan yang yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia bermutu dan memiliki keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno,2001:27).

 Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dalam pasal 13 ayat 1 menyatakan: “Kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat, SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup”. Oleh sebab itu mata pelajaran Keterampilan perlu diberikan pada peserta didik di tingkat SMP/MTs. Mata pelajaran ketrampilan diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skills) yang meliputi keterampilan personal, sosial, pra-vokasional dan akademik. Penekanan jenis ketrampilan yang dipilih oleh satuan pendidikan perlu mempertimbangkan minat dan bakat peserta didik serta potensi lokal, lingkungan budaya, kondisi ekonomi dan kebutuhan daerah. Sebagaimana yang terkandung dalam Standar Kompetesi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Keterampilan, bahwa untuk siswa kelas VII diberikan materi pelajaran Teknologi pengolahan Manisan meliputi kegiatan mengapresiasi, mencipta dan penyajian hasil/karya.

2.         Hakikat Belajar dan Hasil belajar

a)        Hakikat Belajar

Pada hakikatnya belajar dilakukan oleh semua mahluk hidup. Untuk manusia belajar adalah proses untuk mencapai berbagai kemampuan, keterampilan serta sikap.  Hakikat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan terus menerus melalui bermacam-macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik (Seputarpendidikan003.blogspot.com).

Menurut Moh. Surya (1997) : belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru  secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi belajar bukan merupakan tingkah laku yang nampak tetapi merupakan proses yang terjadi secara internal dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan yang baru. Untuk itu perlu kiranya kita menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar. Dalam hal ini Slameto (1991:27-28) mengemukakan prinsip-prinsip belajar, sebagai berikut: berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan membimbing, mudah menangkap pengertiannya, proses terus menerus, perlu lingkungan yang menantang, dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya ber-eksplorasi dan belajar dengan efektif.

b)       Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “hasil” dan “belajar” yang memiliki arti yang berbeda. Menurut Djamarah (2000:45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Menurut Winarno Surahmad ( 1997 : 88 ) “Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”.  Jadi hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman baru.

Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (sub sumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif). Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dimaksud prestasi hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran IPS. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan pokok bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang dibahas. Ulangan dilakukan minimal tiga kali dalam setiap semester. Tujuannya untuk memperbaiki modul dan program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik.

3.         Media Video dalam Pembelajaran

Arti kata media menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, spanduk. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian media di atas, dapat dirumuskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri  siswa.

Media pembelajaran sebagai suatu alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dimengerti  dan dipahami oleh siswa, terutama pembelajaran yang rumit  dan kompleks. Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi di lain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan  media pembelajaran. Materi  pembelajaran  yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.

Tujuan pemanfaatan media secara umum adalah untuk memfasilitasi berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Beragam media dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diinginkan. Namun demikian, sebelum menggunakan media pembelajaran, Anda perlu mencermati bahwa setiap jenis media memiliki karakteristik dan atribut tersendiri yang dapat membedakannya dengan ragam atau jenis media pembelajaran yang lain. Tidak ada satu media yang superior untuk digunakan dalam membantu siswa dalam mencapai semua bentuk tujuan pembelajaran.

Atribut media adalah karakteristik spesifik yang dimiliki oleh sebuah media yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran tertentu. Media video memiliki atribut sebagai media gambar bergerak atau motion pictures. Media ini memiliki kemampuan dalam menampilkan unsur suara (audio) dan gambar (visual) secara simultan berupa gambar bergerak atau moving images. Perkembangan teknologi digital yang terjadi saat ini telah memungkinkan pengguna media video dapat menikmati tayangan video dimana saja. Hal ini disebabkan program video dapat diintegrasikan ke dalam perangkat keras atau hardware yang bersifat portable.

Seiring berkembangnya teknologi, muncullah berbagai macam bahan ajar baru  yang  semakin canggih, mulai dari berkembangnya bentuk bahan ajar cetak, lalu merambah ke bahan ajar audio, hingga bahan ajar audio -video. Ini semua menunjukkan bahwa bentuk bahan ajar selalu mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.  Hal ini diperkuat dengan pendapat Webster (Azhar Arsyad, 2011: 5) teknologi merupakan suatu perluasan konsep media, dimana teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan, atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Pengajaran dengan menggunakan audio-visual bercirikan adanya pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin, proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual lebar. Jadi, pengajaran  melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran. Teknologi audio visual yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah film, slide, dan video.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi, atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat.

Media video merupakan salah satu jenis media audio visual.  Media audio visual adalah media yang mengandalkan indera pendengaran dan indera penglihatan. Media audio visual merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak. Media ini dapat menambah minat siswa dalam belajar karena siswa dapat menyimak sekaligus melihat gambar.

Azhar  Arsyad (2011 : 49) menyatakan bahwa video merupakan  gambar-gambar dalam frame,  di  mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa video merupakan salah satu jenis media audio-visual yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.

Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa video merupakan  salah satu jenis media audio-visual dan dapat menggambarkan  suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Video menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.

Media video telah menjadi bagian integral dari perangkat komputer baik desktop maupun laptop. Perkembangan mutakhir dari media video sebagai perangkat digital adalah kemampuannya dalam menayangkan gambar dan suara secara simultan dengan tingkat kejelasan yang tinggi. Hal ini dikenal dengan istilah gambar dan suara dalam format high definition. Perkembangan yang pesat dari teknologi video, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, telah memberikan keunggulan tersendiri bagi media ini untuk digunakan sebagai medium pembelajaran.

Penggunaan program video biasanya bertujuan untuk mencapai keperluan yang spesifik yang meliputi; (1) memberi informasi (to inform),  (2) membelajarkan, (3) membujuk, (4) menghibur (to entertain).

Program video mampu digunakan sebagai sarana untuk mendiseminasikan informasi dan pengetahuan yang diperlukan oleh penggunanya. Saat ini banyak program video yang berisi ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh secara komersial. Program video The Animal Planet. Discovery Channel, dan program sains yang diproduksi oleh British Broadcasting Corporation (BBC) dapat diperoleh dan digunakan untuk keperluan aktivitas pembelajaran. Program video pembelajaran digunakan sebagai sarana persuasif untuk membujuk pemirsa untuk melakukan tindakan tertentu.

Koumi (2008) seorang penulis, sutradara dan produser program video pembelajaran yang bekerja pada sebuah lembaga pendidikan terbuka, The British Open University mengemukakan tiga tujuan penting dalam penggunaan program video pembelajaran, yaitu :

a.    Mengembangkan Pengetahuan dan Keterampilan

b.    Membangkitkan Motivasi dan Apresiasi

c.    Memberi Pengalaman Nyata

Heinich dan kawan-kawan (2006) mengungkapkan secara rinci dan spesifik keunggulan yang dapat diperoleh dari medium video sebagai sarana pembelajaran yang meliputi:

a.    Menarik Perhatian

b.    Memperlihatkan Gerakan

c.    Mengungkap sesuatu yang tidak sepenuhnya dapat dilihat oleh Mata

d.   Mengulang adegan atau peristiwa secara akurat

e.    Menampilkan unsur visual secara realistic

f.     Menampilkan warna dan suara

g.    Membangkitkan emosi

4.         Manisan Buah

Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan. Manisan merupakan salah satu metode pengawetan produk buah-buahan yang paling tua, dan dalam pembuatannya menggunakan gula, dengan cara merendam dan memanaskan buah dalam madu. Pengolahan aneka buah menjadi manisan ini memberikan keuntungan tersendiri. Warna buah cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika misalnya sinar matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu pengolahan buah untuk memperpanjang masa simpannya sangat penting, termasuk pengolahan menjadi produk manisan. Dan pengolahan aneka buah menjadi manisan buah  basah ataupun manisan buah kering ini masih memiliki peluang usaha yang menjanjikan dan potensi penyerapan pasar yang cukup baik.

Manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan gula. Tujuan pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme (jamur, kapang). Dalam proses pembuatan manisan buah ini juga digunakan air garam dan air kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal atau getir pada buah. Buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan basah adalah jenis buah yang cukup keras, seperti pala, mangga, kedondong, kolang-kaling, dan lain-lainnya. Sedangkan buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan kering adalah jenis buah yang lunak seperti pepaya, sirsak, dan lain-lainnya.

B.       Kerangka Berfikir

Hubungan penerapan media video dalam pembelajaran dengan hasil belajar siswa hal ini dikarenakan dalam penggunaan video diharapkan dapat : menarik perhatian, memperlihatkan gerakan, mengungkap sesuatu yang tidak sepenuhnya dapat dilihat oleh mata, mengulang adegan atau peristiwa secara akurat, menampilkan unsur visual secara realistic, menampilkan warna dan suara, serta membangkitkan emosi. Keunggulan Penggunaan Video dalam proses pembelajaran inilah yang diharapkan dapat menjadi suatu yang menarik bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

 

 

 

C.      Hipotesis Tindakan

Dengan diterapkannya media video model pembelajaran Ketrampilan dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 16 Pekalongan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.      Setting Penelitian

1.     Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VII A SMP Negeri 16 Pekalongan untuk mata pelajaran Ketrampilan pokok Pembuatan Manisan Buah.

2.    Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester kedua tahun pelajaran 2015/2016 yaitu bulan Januari – April 2016.

3.     Siklus Penelitian

PTK ini dilaksanakan melalui 2 (dua) siklus untuk mengamati aktivitas praktik dan melihat prestasi hasil belajar siswa melalui penerapan media Video Pembuatan Manisan Buah.

B.       Persiapan PTK

Sebelum melaksanakan kegiatan PTK perlu disusun beberapa input instrumental yang digunakan dalam perlakuan PTK, yaitu meliputi :

a)         Menyusun RPP yang akan dijadikan PTK dengan Kompetensi Dasar Menjelaskan Pembuatan Manisan Buah.

b)        Menyusun Media Pembelajaran berupa materi Video.

c)         Menyusun Lembar Kerja Kerja Siswa (LKS).

d)        Lembar Pengamatan Kegiatan Pembelajaran siswa.

e)         Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar.

f)         Panduan Wawancara Responden.

g)        Lembar evaluasi.

C.    Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian PTK ini adalah seluruh siswa kelas VIII A SMP Negeri 16 Pekalongan yang berjumlah 36 siswa terdiri dari 20 putra dan 16 putri.

D.      Sumber Data

1)        Siswa, untuk mendapatkan data tentang aktivitas praktik dan prestasi hasil belajar siswa dalam PBM.

2)        Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran penerapan media video.

3)        Teman sejawat dan Kolaborator, untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif.

E.       Tehnik dan Alat Pengumpukan Data

1.    Tehnik Pengumpulan Data

a)         Tes, untuk mengetahui data tentang prestasi hasil belajar siswa

b)        Observasi, untuk mengumpulkan data tentang aktivitas membaca siswa dan kondisi sarana prasaran perpustakaan

c)         Wawancara, untuk mengetahui tingkat keberhasilan model belajar

d)        Diskusi, untuk merefleksikan hasil siklus PTK

2.    Alat Pengumpul Data

a)         Tes  : menggunakan butir soal untuk mengukur prestasi hasil belajar siswa

b)        Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam praktik.

c)         Kuesioner dan angket : untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang penerapan video dalam pembelajaran.

d)        Diskusi : menggunakan lembar hasil pengamatan

F.       Indikator Kerja

Berdasarkan pengalaman sebelumnya perihal ketuntasan belajar siswa, maka ditetapkan indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut :

1.    Sekurang-kurangnya 75% siswa memiliki aktivitas pembelajaran yang tinggi dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria

Skor

Sangat Baik

4

Baik

3

Cukup

2

Kurang

1

2.       

3.       

4.       

2.    Sekurang-kurangnya 75% siswa telah melampaui standar ketuntasan minimal.

G.    Analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis diskriptif. Hasil belajar dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja.

H.    Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu planing atau replanning (perencanaan atau perencanaan ulang), acting (tindakan), observing atau data collecting (pengamatan atau pengumpulan data), dan reflecting (perenungan).

a.        Siklus I

1)    Planning

Perencanaan dalam penelitian ini meliputi; (i) identifikasi masalah, (ii) menyusun rencana pembelajaran disertai lembar kerja siswa dan alat evaluasinya, intervensi yang digunakan pada siklus pertama adalah penerapan media video dalam pembelajaran dan pembentukan kelompok besar dan diskusi.

2)   Acting

Melaksanakan rencana pembelajaran penerapan video pembelajaran, diskusi dan tanya jawab. Kegiatan pembelajaran diawali dan diakhiri dengan test untuk mengukur tingkat penguasaan materi siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.

3)    Observing

Observing dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan setelah pelaksanaan pembelajaran. Observing dimaksudkan untuk mengumpulkan data, data yang dikumpulkan meliputi : (i) data tentang proses pembelajaran di kelas, (ii) data tentang ketertarikan siswa dalam memperhatikan video dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran terutama praktik pembuatan manisan,    (iii) data kemajuan hasil belajar siswa, (iv) data tentang kinerja guru.

4)   Reflecting

Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan teknik triangulasi, kegiatan reflecting ini antara lain :

·      Mengetahui perkembangan hasil belajar siswa

·      Mengetahui perkembangan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.

b.      Siklus II

1)   Planning

Perencanaan dalam penelitian ini meliputi; (i) identifikasi masalah, (ii) menyusun rencana pembelajaran disertai lembar kerja siswa dan alat evaluasinya, intervensi yang digunakan pada siklus kedua adalah penerapan video dalam pembelajaran dengan pembentukan kelompok besar dengan disertai praktik.

2)    Acting

Melaksanakan rencana pembelajaran penerapan video pembelajaran dengan pembentukan kelompok, praktik, Tanya jawab dan diskusi.

3)   Observing

Observing dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan setelah pelaksanaan pembelajaran. Observing dimaksudkan untuk mengumpulkan data, data yang dikumpulkan meliputi : (i) data tentang proses pembelajaran di kelas, (ii) data tentang keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, (iii) data kemajuan kinerja ilmiah siswa, (iv) data tentang kinerja guru, berupa classroom observer form, dan learning logs guru,

4)   Reflecting

Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan teknik triangulasi, kegiatan reflecting ini antara lain:

·      Mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.

·      Mengetahui perubahan suasana pembelajaran.

·      Mengetahui perkembangan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.

 

I.      Rencana Kerja

Adapun  rencana pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Jadwal Penyusunan PTK

No

Kegiatan

Pelaksanaan

1

Penyusunan Proposal 

4 – 9 Januari 2016

2

Penyerahan Proposal final ditandatangani oleh Kepala Sekolah

11 Januari 2016

3

Pelaksanaan Penelitian

 

 

Siklus I

18 – 23 Januari 2016

 

Siklus II

1 – 6 Februari 2016

4

Tabulasi dan analisa data

15 – 20 Februari 2016

5

Penyusunan Laporan

25 Februari – 14 April 2016

6

Seminar hasil PTK

16 April 2016

7

Perbaikan laporan PTK

16 – 17April 2016

8

Penyerahan Laporan

18 April 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar