Kamis, 02 Mei 2024

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENGHASILKAN KETUNTASAN DALAM MATA PELAJARAN PPKN MATERI KEBERAGAMAN DALAM MASYARAKAT INDONESIA

 BAB I

PENDAHULUAN

                                                                                                               

 

A.     Latar Belakang Masalah

Keragaman   atau    kemajemukan   merupakan  kenyataan  sekaligus keniscayaan dalam kehidupan dimasyarakat keragaman merupakan  salah    satu realita utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan dimasa silam, kini dan diwaktu-waktu mendatang. Sebagai fakta, keragaman sering disikapi secara berbeda disatu sisi diterima sebagai fakta yang dapat memperkaya  kehidupan bersama, tetapi  disisi lain dianggap sebagai  faktor penyulit.  Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun juga bisa menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan  masyarakat   sendiri jika tidak dikelola dengan baik.

Di Indonesia, berbagai konflik antar suku bangsa, antar penganut  keyakinan, keagamaan, atau antar kelompok telah memakan korban jiwa dan raga serta harta benda, seperti kasus sambas, Ambon, Poso, dan Kalimantan Tengah. Masyarakat majemuk  Indonesia belum menghasilkan    tatanan kehidupan yang egalitarian dan demokratis.

Persoalan-persoalan tersebut sering muncul akibat   adanya dominasi  sosial  oleh  suatu kelompok adanya dominasi sosial ditujukan kepada struktur dalam sisem hirarki sosial suatu kelompok didalamnya ditetapkan satu atau sejumlah kecil dominasi dan hegemoni kelompok  pada posisi teratas dan satu atau sejumlah kelompok subordinat pada posisi paling bawah diantara kelompok-kelompok yang ada, kelompok dominan dicirikan dengan kepemilikkan yang lebih besar dalam  pembagian  nilai-nilai social yang berlaku. Adanya dominasi  social ini dapat mengakibatkan  konflik  social yang  lebih tajam.

Negara   bangsa    Indonesia   yang   terdiri   dari  berbagai  kelompoketnis,  budaya, agama, dapat disebut   sebagai masyarakat    multicultural Berbagai   keragaman  masyarakat  Indonesia  terwadahi  dalam    bentuk  negara   kesatuan    republik   Indonesia ( NKRI )  yang  terbentuk  dengan  karakter utama  mengakui  pluralitas  dan kesetaraan warga bangsa NKRI dan  kesetaraan  warga  bangsa. NKRI yang mengakui beragaman dan  menghormati  kesetaraan  adalah  pilihan terbaik untuk mengantarkan masyarakat Indonesia pada pencapaian kemajuan  peradabannya.

Berdasarkan  kurikulum 2013,pembelajaran harus tuntas KKM. KKM  untuk mapel  PKN  kelas  7F  adalah  70 materi  keberagaman   dalam  masyarakat  Indonesia di harapkan  85 % siswa dapat  tuntas KKM, namun kenyataannya pada  pembelajaran materi keberagaman dalam masyarakat  Indonesia.siswa kelas  7F yang tuntas hanya  50 %  dari  30   siswa   7F.

B.    Rumusan Masalah

Berdasarkan  teori pembelajaran  bahwa  didalam  kurikulum 2013, siswa harus tuntas pembelajaran, maka  penulis mengajukan  permasalahan sebagai berikut: “Apakah dengan menggunakan model Pembelajaran Jigsaw dapat menghasilkan ketuntasan dalam materi keberagaman dalam masyarakat Indonesia pada siswa kelas 7F semester  2 tahun  pelajaran 2020  / 2021”.

C.    Tujuan

Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah untuk mendiskripsikan penerapan Model Pembelajaran Jigsaw dalam ketuntasan pembelajaran mata pelajaran PPKn materi keberagaman  dalam  masyarakat Indonesia pada siswa 7F semester 2 SMP Negeri 16 Pekalongan tahun  pelajaran  2020 /2021.

D.    Manfaat

Adapun yang  menjadi  manfaat  penulisan  best practise ini adalah:

a.   Bagi Siswa

a)     Siswa menjadi lebih siap untuk PPKn dengan penerapan Model Pembelajaran Jigsaw.

b)     Dengan Menggunakan strategi  penerapan Model Pembelajaran Jigsaw dapat menuntaskan hasil belajar siswa terhadap materi keberagaman  dalam  masyarakat Indonesia.

c)      Meningkat  rasa percaya diri siswa, sehingga menjadi lebih berani untuk tampil didepan publik

d)     Menumbuhkan kesadaran untuk saling bekerja sama dan lebih berprestasi

 

b.   Bagi Guru

a)     Guru menjadi lebih kreatif dalam menciptakan strategi, metode maupun teknik  yang inovatif dalam menyelesaikan masalah pembelajaran.

b)     Lebih cepat tanggap akan karakteristik dan kebutuhan siswa sesuai dengan pencapaian tujuan. Dengan kata lain situasi ini dapat membantu guru dalam mengetahui kelemahan siswa dengan mudah.

c)      Meningkatkan kualitas  pengajaran untuk membuat kelas enjoyable.

d)     Memperoleh Pengalaman yang berarti

 

c.   Bagi Sekolah :

a)     Dapat digunakan sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.

b)     Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

c)      Dapat meningkatkan prestasi sekolah melalui peningkatan prestasi belajar siswa dan kinerja guru.

d)     Dapat dijadikan sebagai referensi bahan pembelajaran selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

A.     Model   Pembelajaran   Jigsaw

a.    Pengertian  Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  Jigsaw

Sudrajat  ( 2010, Hal. 5 )  Menjelaskan  bahwa  pembelajaran  Kooperatif tipe  jigsaw  adalah  suatu   tipe  pelajaran  kooperatif yang  terdiri  dari  beberapa  anggota dalam  satu kelompok yang bertanggung  jawab atas penguasaan  bagian  materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain  dalam  kelompoknya.

Zairi ( 2008, Hal.56 ) menjelaskan  bahwa  model pembelajaran jigsaw merupakan  strategi  yang  menarik  untuk  di gunakan jika materi yang akan di pelajari  dapat  dibagi  menjadi  beberapa bagian dalam materi   tersebut    tidak  mengharuskan   urutan  penyampaian kelebihan strategi  ini  adalah   dapat  melibatkan seluruh  peserta didik dalam  belajar dan  sekaligus   mengajarkan kepada  orang  lain.

Sudrajat ( 2008, hal. 1 ) menjelaskan  bahwa  pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah  suatu  tipe pembelajaran  kooperatif yang terdiri dari  beberapa anggota  dalam satu  kelompok  yang bertanggungjawab  atas penguasaan bagian materi  tersebut kepada anggota  lain  dalam  kelompoknya.

Berdasarkan  pengertian di atas  dapat di  simpulkan  bahwa melalui   interaksi   belajar  yang efektif siswa  lebih  termotivasi percaya  diri  mampu  menggunakan strategi  berfikir tingkat tinggi,serta mampu  membangun hubungan  interpersonal, model pembelajaran kooperatif   jigsaw  memungkinkan  semua  siswa  dapat menguasai materi pada tingkat  penguasaan   yang relative,  sama  atau  sejajar.

b.    Fungsi  pembelajaran  kooperatif  tipe   jigsaw

 Nurhadi ( 2004, hal. 112 ) menyatakan  bahwa model jigsaw  berfungsi :

·      Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa dalam pembelajaran yang  ingin  dicapai disampaikan pada siswa  sekaligus   memotivasi   siswa untuk belajar.

·      Menyajikaninformasi, informasi   yang  ingin  disampaikan dapat  di  sajikan   kepada siswa  dengan  jalan demonstrasi atau lewat  bacaan.

·      Mengorganisasikansiswa  dalam  kelompok  - kelompok

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa  fungsi dari metode jigsaw untuk memotivasi siswa untuk  belajar, menyajikan  informasi melalui demontrasi, mengorganisasikan siswa dalam kelompok– kelompok.

c.    Komponen–komponen  pembelajaran  kooperatif  tipe jigsaw

Wina  Sanjaya (2010, hal. 52–56) menyebutkan  bahwa terdapat 4 faktor yang   mempengaruhi   kegiatan   proses pembelajaran  yaitu :

·           Guru yang merupakan  komponen yang sangat dalam menentukan implementasi suatu  strategi  pembelajaran.

·           Siswa  merupakan  organism  yang  unik  yang berkembang sesuai dengan tahap  perkembangannya yang di pengaruhi pupil  formative  experiences dan pupil   properties.

·           Sarana dan prasarana, misalnya media pembelajaran perlengkapan sekolah,  jalan   menuju  sekolah, kamar kecil  dan  lain - lain.

·           Faktor  lingkungan   yang   terdiri  dari  organisasi  kelas dan iklim  social  psikologis.

d.    Langkah  -  langkah  Pembelajaran Kooperatif Tipe   Jigsaw

Berikut merupakan langkah–langkah pembelajaran denganTeknik jigsaw menurut  Thahari  ( 2011, hal .18 )

1)     Orientasi 

Pendidik menyampaikan tujuan  pembelajaran  yang akan diberikan. Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan   model jigsaw  dalam  proses belajar  mengajar mengingatkan senantiasa  percaya diri,kritis kooperatif dalam model belajaran ini, peserta didik  diminta belajar, konsep cara keseluruhan secara  untuk  memperoleh gambaran  keseluruhan dari konsep (bisa juga  pemahaman konsep   ini menjadi  tugas yang  sebelumnya   harus    sudah di baca   di rumah).

2)     Pengelompokan

Misalkan  dalam kelas ada 31  siswa, yang  kita  tahu   kemampuan akuntansinya dan  sudah di ranking (siswa tidak  perlu tahu), kita bagi dalam  bagi 25% ( rangking1 – 5 )  kelompok  sangat baik,  25 %  ( ranking  6 – 10 ) Selanjutnya (ranking 11 -  15) 25% kelompok sedang (ranking 15–20) rendah .Selanjutnya kita  akan membaginya  menjadi 5 group ( A – E )  yang  isi tiap-tiap groupnya heterogen  dalam  kemampuan pendidikan berilah indek 1 untuk siswa dalam kelompok sangat baik, indek 2 untuk kelompok baik, indek 3 untuk kelompok  sedang, dan indek 4 untuk  kelompok  rendah, misalkan  ( A 1  berarti  group  A dari   kelompok  sangat baik,  A4  group  A   dari  kelompok rendah), Tiap  group akan  berisi:

Group  A  (  A1, A2, A3, A4 )

Group  B  ( B1, B2, B3,  B4 )

Group  C  ( C1, C2, C3, C4 )

Group  D  (  D1, D2, D3, D4 )

3)     Pembentukan  dan  pembinaan  kelompok   expert Selanjutnya     group  itu  dipecah  menjadi  kelompok yang  akan  mempelajari  materi  yang  kita  berikan  dan dibina supaya  jadi  expert, berdasarkan  indeknya.

Kelompok  1 ( A1, A1, A1, A1 )

Kelompok  2 ( A2, B2, B2, B2 )

Kelompok  3 ( A3, A3,A3, A3 )

Kelompok  4 ( A4, A4, A4, A4 )

Tiap  kelompok ini  diberi  konsep akuntansi  sesuai  dengan Kemampuannya diberi materi yang lebih komplek worksheet 1 (pengertian menurut  para  ahli  tentang  laporan  laba/rugi worksheet 2  fungsi  laporan, worksheet  3  macam - macam bentuk   laporan   laba / rugi , kelompok ( mengerjakan  soal laporan laba / rugi). Setiap  kelompok  di harapkan  bisa   belajar  topic   yang diberikan  dengan  sebaik - baiknya sebelum  ia  kembali kedalam  group sebagai  tim ahli  “expert“ tentunya  peran cukup  penting  dalam   fase  ini.

e.    Kelebihan dan kekurangan dari penerapan  motode kooperatif Tipe  jigsaw

Saputra ( 2011, hal. 32 ) beberapa kelebiha dan kekurangan Model  jigsaw  tersebut, diantaranya:

1)  Kelebihan   penerapan  model  jigsaw

·      Dapat   mengembangkan    hubungan   antar    pribadi positif  di antara  siswa   yang  memiliki    kemampuan belajar  yang   berbeda.

·      Menerapkan   bimbingan   sesama  teman

·      Rasa  harga  diri  siswa  yang  lebih  tinggi

·      Memperbaiki  kehadiran

·      Penerimaan terhadap perbedaan individu  lebih besar

·      Sikap  apatis  berkurang

·      Pemahaman  materi lebih  mendalam 

·      Meningkatkan motivasi  belajar

·      Dalam  proses belajar  mengajar  siswa  saling  ketergantungan positif.

·      Setiap  anggota  siswa  berhak  menjadi  ahli  dalam  kelompok.

2)  Kekurangan  Penerapan  Model  Jigsaw

·      Jika  guru  tidak  meningkatkan  siswa  dalam  menggunakan    ketrampilan-ketrampilan  kooperatif    dalam kelompok   masing  - masing, maka   dikhawatirkan kelompok   akan  macet.

·      Jika  jumlah anggota   kelompok   kurang   akan menimbulkan masalah , misal  jika ada anggota  yang hanya membonceng   dalam   menyelesaikan    tugas- tugas dan  pasif  dalam  diskusi.

·      Membutuhkan   waktu   yang   lebih  lama  apalagi  bila ada  penataan ruang  belum  terkondisi  dengan    baik. Sehingga     perlu    waktu   untuk    merubah       posisi  sehingga   akan  menimbulkan  gaduh.

B.    Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn )

Pendidikan  Pancasila  dan  Kewarganegaraan sebagai Mata Pelajaran dimaksudkan  untuk membentuk peserta didik menjadi manusia  yang memiliki  rasa kebangsaan  dan cinta tanah  air dalam konteks nilai    dan moral   pancasila, berkonstitusi, Undang-Undang Dasar Negara  Republik Indonesia  Tahun 1945, nilai dan  semangat  Bhinneka Tunggal  Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kurikulum 2013, pembelajaran   difokuskan pada pencapaian tiga tingkat  kompetensi, yaitu  pengetahuan, ketrampilan dan   sikap yang dibelajarkan secara utuh. Pada mata pelajaran PPKn,   pengembangan  kompetensi tersebut meliputi  dimensi Kewarganegaraan, yaitu  : 

1.    Sikap  kewarganegaraan  termasuk  keteguhan, komitmen, dan   tanggung jawab  kewarganegaraan (civil commitmen,  and    civil   responsibility), 

2.    Pengetahuan kewarganegaraan.  

3.    Ketrampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan  dan Partisipasi  kewarganegaraan (civil skill and civic responsibility). Pembahasannya dilakukan secara utuh meliputi Pancasila, UUD  Negara  Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika Pembelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan dirancang berbasis aktivitas, dikaitkan dengan sejumlah kewarganegaraan yang diharapkan  dapat mendorong  peserta  didik menjadi warga negara  yang  baik  melalui kepeduliannya  terhadap permasalahan dan  tantangan  yang  dihadapi masyarakat sekitarnya (Pendidikan Pancasila dan   Kewarganegaraan kelas  IX  SMP / MTs, 2018 ).

C.    Keberagaman  Dalam  Masyarakat  Indonesia

1.    Faktor  Penyebab  Keberagaman  Masyarakat  Indonesia

Keberagaman Masyarakat Indonesia sudah menjadi ketetapan Tuhan Yang  Maha  kuasa. Keberagaman merupakan  Anugerah yang  patut disyukuri karena  tidak mudah mengelola keberagaman di  Indonesia. Pemerintahdan  seluruh  warga negara Indonesia sebaiknya mendorong keragaman itu menjadi sebuah kekuatan guna  mewujudkan  persatuan dan kesatuan bangsa.

Menghormati keberagaman  adalah sikap terpuji sebagaimana Tuhan menciptakan  makhluknya  yang beraneka ragam pula. Keberagaman dalam masyarakat menjadi tantangan karena   tumbuhnya  perasaan  kedaerahan  dan kerukunan yang berlebihan  dapat mengancam keutuhan bangsa dan Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia. Oleh karena  itu, upaya  meningkatkan  kerukunan  antar suku,  pemeluk     agama, dan   kelompok  -   kelompok    sosial    lainnya    dapat    dilakukan melalui    dialog dan kerja  sama  dengan  prinsip  kebersamaan kesetaraan, toleransi, dan saling  menghormati.

Keberagaman masyarakat Indonesia dipengaruh oleh beberapa faktor, baik  yang  datang dari dalam maupun luar  masyarakat. Hal  ini juga dipengaruhi   oleh   faktor   alam,   diri   sendiri,  dan masyarakat . Secara  umum   keberagaman  masyarakat  indonesia disebabkan  oleh   hal- hal  sebagai  berikut :

a)     Letak  strategis  wilayah  Indonesia

Letak  Indonesia yang  strategis  yaitu   diantara  dua samudra pasifik  dan samudra   Indonesia   serta   dua   benua  Asia  dan Australia mengakibatkan wilayah kita menjadi jalur perdagangan internasional  lalu lintas perdagangan  tidak hanya membawa  komoditas dagang,   namun    juga pengaruh kebudayaan  mereka  terhadap  budaya  Indonesia. Kedatangan bangsa asing yang berbeda ras, kemudian  menetap di Indonesia mengakibatkan     kemajemukan    ras,   agama,  dan bahasa.

b)     Kondisi  negara  kepulauan 

Negara    Indonesia    terdiri    atas    beribu–ribu pulau  yang secara terpisah-pisah. Keadaan ini menghambat  hubungan antar masyarakat  dari  pulau  yang berbeda -  beda. Setiap masyarakat  di kepulauan   mengembangkan   budaya   mereka masing– masing, sesuai   dengan    tingkat    kemajuan   dan lingkungan  masing-masing.

c)      Perbedaan  kondisi  alam

Kondisi alam yang  berbeda seperti daerah pantai, pegunungan, daerah subur, padang  rumput, pegunungan, dataran   rendah rawa, dan  laut mengakibatkan perbedaan masyarakat. Kondisi kekayaan alam,  tanaman yang  dapat  tumbuh,  hewan yang  hidup  di sekitarnya. Masyarakat di daerah pantai  berbeda dengan  masyarakat  pegunungan   seperti  perbedaan    bentuk rumah, mata pencaharian, makanan  pokok, pakaian,  kesenian bahkan  kepercayaan.

d)     Keadaan  transportasi  dan  komunikasi

Kemajuan sarana   transportasi dan komunikasi juga mempengaruhi perbedaan masyarakat Indonesia. Kemudahan sarana ini membawa masyarakat  mudah  berhubungan  dengan masyarakat lain, meskipun  jarak  dan  kondisi  alam   yang  sulit  sebaliknya sarana  yang   terbatas  juga  menjadi  penyebab  keberagaman masyarakat  Indonesia.

e)     Penerimaan  masyarakat  terhadap  perubahan

Sikap masyarakat  terhadap sesuatu  yang baru  baik yang datang dari   dalam   maupun    luar    masyarakat    membawa   pengaruh terhadap  perbedaan  masyarakat   Indonesia.

2.    Keberagaman  Suku

Suku bangsa sering juga disebut etnik, menurut Koentjaraningrat  suku   bangsa    berarti   kelompok   manusia  yang     memiliki kesatuan budaya  dan terkait  oleh  kesadaran   dan   identitas tersebut.  Kesadaran  dan identitas biasanya dikuatkan  oleh kesatuan bahasa. Jadi, suku bangsa  merupakan gabungan sosial yang dibedakan   dari   golongan – golongan  social  karena mempunyai ciri-ciri  paling  mendasar  dan  umum berkaitan dengan asal  usul  dan  tempat  asal  serta kebudayaan. Ciri -ciri mendasar yang  membedakan suku bangsa  satu dengan lainnya, antara  lain  bahasa  daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian, daerah, dan  tempat asal.

Beberapa suku bangsa di Indonesia  berdasarkan  asal daerah tempat tinggal antara  lain  di pulau  Sumatra terdapat suku Aceh, Gayo Alas Batak, Minangkabau dan Melayu. Di pulau Jawa  terdapat suku Jawa Sunda, Badui, Samin, sedangkan di kalimantan terdapat suku Dayak  Di Sulawesi   terdapat  suku Bugis, Manado, Gorontalo, Makasar, Kawasan Maluku terdapat suku  Ambon, Sangit, Talaud, Ternate, Kawasan Bali  dan nusa Tenggara  antara  lain  suku Bali,  Lombok, Bima  dan  Timor. Sedangkan   di Papua  terdapat    suku Asmat dansuku   Dani. Kehidupan  social  budaya  masyarakat Indonesia sangat beragam.

3.    Keberagaman  Agama  Dan  Kepercayaan

Ajaran  agama  Hindu  dan  Budha  di bawa  oleh  bangsa India yang  sudah  lama     berdagang  dengan    Indonesia. Ajaran  agama islam  dibawa oleh  pedagang  Gujarat  dan  Persia sekitar abad ke13. Kedatangan  bangsa Eropa membawa  ajaran agama  Kristen    dan  Katolik, Sedangkan  pedagang  dari  Cina menganut    agama   Kong Hu  Chu. Berbagai ajaran  agama diterima  oleh  bangsa Indonesia.

4.    Keberagaman  Ras

 Pada umumnya ,manusia di ciptakan dalam  kelompok  ras yang berbeda – beda yang  merupakan  hak  mutlak  Tuhan Yang   Maha Esa. Istilah    Ras berasal dari bahasa Inggris, race. Dalam  Undang – Undang Nomor 40 Tahun  2008 tentang Penghapusan   Diskriminasi Ras Etnis, menyebutkan  bahwa ras adalah golongan  bangsa  berdasarkan  cirri – ciri  fisik  dan garis    keturunan Setiap manusia memiliki   perbedaan ras dengan  manusia  lainnya karena  adanya  perbedaan   ciri – ciri fisik, seperti  warna  kulit, warna  dan bentuk  rambut , bentuk muka, ukuran  badan, bentuk  badan, bentuk  dan  warna mata,dan ciri fisik  yang  lain.

5.    Keberagaman  Antargolongan

Struktur masyarakat  Indonesia  menurut  Syarif  Moeis (2008) ditandai   dengan  dua  ciri  atau  dua titik  pandang, pertama secara  horizontal ditandai  oleh  kenyataan adanya kesatuan-kesatuan social  berdasarkan perbedaan–perbedaan suku  bangsa, agama adat istiadat ,dan  kedaerahan.  Secara verticald itandai dengan adanya lapisan atas dan  lapisan bawah yang cukup tajam. Dalam   sosiologi,  adanya   lapisan  dalam  masyarakat  itu  disebut dengan   kelas   social. Adanya perbedaan  kelas dalam lapisan masyarakat, menyebabkan terjadinya penggolongan  kelas kelas secara bertingkat. Hal itu di wujudkan dalam  kelas tinggi  kelas sedang    dan    kelas rendah  dengan ditandai oleh adanya keseimbangan dalam pembagian hak  dan kewajiban   individu dan   kelompok   didalam suatu sistem  sosial .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PEMBAHASAN

 

 

A.     Masalah yang dihadapi

Keragaman atau  kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam kehidupan dimasyarakat  keragaman merupakan salah  satu  realita  utama yang dialami masyarakat dan  kebudayaan di masa  silam, kini dan  diwaktu-waktu  mendatang. Sebagai fakta keragaman sering disikapi secara berbeda di satu sisi diterima sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan  bersama, tetapi di sisi lain dianggap sebagai  faktor penyulit. Kemajemukan mendatangkan manfaat  yang  besar, namun juga  bisa   menjadi pemicu   konflik   yang   dapat  merugikan  masyarakat  sendiri jika  tidak di kelola dengan  baik..

Di Indonesia, berbagai konflik antar suku  bangsa, antar penganut keyakinan, keagamaan, atau antar  kelompok telah memakan korban jiwa  dan  raga  serta harta  benda, seperti   kasus  ambas Ambon, Poso, dan  Kalimantan Tengah. Masyarakat majemuk Indonesia belum   menghasilkan   tatanan kehidupan yang egalitarian  dan demokratis.

Persoalan-persoalan tersebut sering muncul akibat adanya dominasi social  oleh  suatu  kelompok.  Adanya dominasi  sosial ditujukan  kepada  struktur  dalam   sisem  hirarki  sosial suatu kelompok didalamnya ditetapkan satu atau sejumlah kecil dominasi dan hegemoni  kelompok pada posisi  teratas dan satu atau  sejumlah  kelompok  subordinat   pada posisi  paling  bawah diantara  kelompok  -  kelompok  yang   ada, kelompok  dominan dicirikan dengan  kepemilikkan yang lebih besar dalam pembagian nilai–nilai social yang berlaku. Adanya dominasi social ini dapat  mengakibatkan  konflik social yang  lebih  tajam.

Negara  bangsa   Indonesia  yang  terdiri dari berbagai  kelompok Etnis, budaya, agama, dapat disebut  sebagai  masyarakat Multicultural. Berbagai keragaman masyarakat Indonesia terwadahi dalam  bentuk   negara      kesatuan  republik    Indonesia ( NKRI ) yang  terbentuk  dengan      karakter  utama mengakui Pluralitasdan  kesetaraan warga bangsa. NKRI yang mengakui keragaman  dan menghormati  kesetaraan adalah pilihan terbaik untuk masyarakat Indonesia pada pencapaian kemajuan  peradabannya.

Berdasarkan kurikulum  2013, pembelajaran harus tuntas  KKM KKM  untuk  mapel  PKN  kelas  7F adalah  70 materi keberagaman dalam masyarakat  Indonesia diharapkan  85 % siswa  dapat tuntas KKM, Namun kenyataannya pada  pembelajaran materi keberagaman dalam masyarakat Indonesia siswa  kelas  7F yang  tuntas hanya  66 %  dari  30  siswa  kelas  7F.

Tabel.1

Nilai Siswa kelas VII F pada Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw

 

No.

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1.

Agus Sulaiman Saputra

65

Belum Tuntas

2.

Andra Setiawan

77

Tuntas

3.

Annisa  Zahra  Safitri

70

Tuntas

4.

Dandi  Pujianto

60

Belum Tuntas

5.

Dinda  Ayu  Pratiwi

65

Belum Tuntas

6.

Dewi  Nahdiyatul Mufidah

76

Tuntas

7.

Endarto Budi Santoso

68

Belum Tuntas

8.

Fitri  Oktaviani

70

Tuntas

9.

Gilang Farisqi  Jaftin

68

Belum Tuntas

10.

Khabi Prasetyo

72

Tuntas

11.

Khairotun Fitriyah

73

Tuntas

12.

Lukluk Fitriani

72

Tuntas

13.

M. Aliful Fuadain

75

Tuntas

14.

M.Rafa  Alfani Hadi

69

Belum Tuntas

15.

Misbakhul  Ulum

73

Tuntas

16.

Moh.Alvaro Putu A

82

Tuntas

17.

Miuhammad Faisal

81

Tuntas

18.

Muhammad Mufid

80

Tuntas

19.

Muhammad  Rifqi .K

77

Tuntas

20

Muhammad  Fais

78

Tuntas

21

Naiya Ockta Safitri

71

Tuntas

22

Niken Gladysia

72

Tuntas

23

Raditya Rasya .P

76

Tuntas

24

Rizki  Indah Lestari

70

Tuntas

25.

Raj Abdillah

65

Belum Tuntas

26.

Sabila Putri Khaira

74

Tuntas

27.

Septi Ayu Ramadani

80

Tuntas

28.

Setya  Amar Prayoga

58

Belum Tuntas

29

Sohiban AlFahri

83

Tuntas

30

Uswatun Khasanah

70

Tuntas

.

Nilai rata – rata

72,33

Tujuh Dua, Tiga Tiga

 

Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas KKM                    = 22 siswa  (73,33 %)

Jumlah siswa yang  tidak tuntas KKM          =  8 siswa   (26,67 %)

Nilai rata – rata                                                  = 72,33

 

B.     Cara Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil prestasi belajar tersebut, penulis mengubah strategi pembelajaran yang sudah dilakukan. Salah satunya dengan mengganti metode mengajar yang awalnya menggunakan metode konvensional atau ceramah dimana guru menjadi pusat pembelajaran, menjadi metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa. Metode tersebut adalah metode pembelajaran Jigsaw. Harapannya dengan metode ini dapat meningkatkan kompetensi siswa pada pelajaran PPKn, khususnya pada materi Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia.

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam pembelajaran adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menyesuaikan dalam model pembelajaran Jigsaw, menyiapkan bahan dan evaluasi pembelajaran. Kemudian membagi siswa menjadi lima kelompok sesuai dengan materi Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia yang terdiri dari lima keberagaman dengan menunjuk salah satu anggota kelompok menjadi pakar atau ahli dalam kelompoknya. Tahap awal dalam pembelajaran adalah mengumpulkan para pakar atau ahli dari masing-masing kelompok untuk mengkaji materi yang akan diselesaikan, yakni Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar (ahli) kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang dipelajari dalam kelompok pakar (ahli) sesuai dengan tema yang menjadi permasalahan dalam kelompoknya. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.

Hasil prestasi belajar siswa kelas VII F setelah menggunakan model pembelajaran jigsaw dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2

Nilai Siswa kelas VII F pada Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw

No.

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1.

Agus Sulaiman Saputra

72

Tuntas

2.

Andra Setiawan

77

Tuntas

3.

Annisa  Zahra  Safitri

80

Tuntas

4.

Dandi  Pujianto

60

Belum Tuntas

5.

Dinda  Ayu  Pratiwi

70

Tuntas

6.

Dewi  Nahdiyatul Mufida

82

Tuntas

7.

Endarto Budi Santoso

70

Tuntas

8.

Fitri  Oktaviani

75

Tuntas

9.

Gilang Farisqi  Jaftin

68

Belum Tuntas

10.

Khabi Prasetyo

80

Tuntas

11.

Khairotun Fitriyah

78

Tuntas

12.

Lukluk Fitriani

80

Tuntas

13.

M. Aliful Fuadain

75

Tuntas

14.

M.Rafa  Alfani Hadi

75

Tuntas

15.

Misbakhul  Ulum

78

Tuntas

16.

Moh.Alvaro Putu A

85

Tuntas

17.

Miuhammad Faisal

85

Tuntas

18.

Muhammad Mufid

90

Tuntas

19.

Muhammad  Rifqi .K

85

Tuntas

20

Muhammad  Fais

80

Tuntas

21

Naiya Ockta Safitri

75

Tuntas

22

Niken Gladysia

78

Tuntas

23

Raditya Rasya .P

67

Belum  Tuntas

24

Rizki  Indah Lestari

78

Tuntas

25.

Raj Abdillah

75

Tuntas

26.

Sabila Putri Khaira

80

Tuntas

27.

Septi Ayu Ramadani

90

Tuntas

28.

Setya  Amar Prayoga

68

Belum Tuntas

29

Sohiban AlFahri

85

Tuntas

30

Uswatun Khasanah

75

Tuntas

.

Nilai rata – rata

77,2

Tujuh tujuh, dua

 

Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas KKM                    = 26 siswa  (86,67 %)

Jumlah siswa yang  tidak tuntas KKM          =  4 siswa   (13,33 %)

Nilai rata – rata                                                  = 77,2

 

Berdasarkan tabel 2 diatas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VII F yang terdiri dari 30 siswa pada materi Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw adalah 77,2. Sedangkan dengan KKM 75, banyaknya siswa yang telah mencapai KKM atau tuntas adalah 26 siswa dan banyaknya siswa yang belum mencapai KKM atau tidak tuntas adalah 4 siswa. Sehingga diperoleh prosentase ketuntasan minimalnya adalah 86,67 % dan prosentase ketidaktuntasannya adalah 13,33 %.

Perbandingan hasil prestasi belajar sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3

Perbandingan hasil belajar siswa kelas VII F sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Jigsaw pada materi Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia

 

No.

Nama Siswa

Nilai

Sebelum

Menggunakan pembelajaran jigsaw

Nilai

Setelah

Menggunakan pembelajaran jigsaw

Keterangan

1.

Agus Sulaiman S

65

72

Naik dan tuntas

2.

Andra Setiawan

77

77

Tetap dan tuntas

3.

Annisa  Zahra  S

70

80

Naik dan tuntas

4.

Dandi  Pujianto

60

60

Belum Tuntas

5.

Dinda  Ayu  P

65

70

Naik  danTuntas

6.

Dewi  Nahdiyatul M

76

82

Naik dan  Tuntas

7.

Endarto Budi S

68

70

Naik  dan Tuntas

8.

Fitri  Oktaviani

70

75

Naik  dan Tuntas

9.

Gilang Farisqi  J

68

68

Belum Tuntas

10.

Khabi Prasetyo

72

80

Naik  dan Tuntas

11.

Khairotun Fitriyah

73

78

Naik  dan Tuntas

12.

Lukluk Fitriani

72

80

Naik  dan Tuntas

13.

M. Aliful Fuadain

75

75

Tetap dan Tuntas

14.

M.Rafa  Alfani Hadi

69

75

Naik  dan  Tuntas

15.

Misbakhul  Ulum

73

78

Naik  dan  Tuntas

16.

Moh.Alvaro Putu A

82

85

Naik  dan  Tuntas

17.

Miuhammad Faisal

81

85

Naik  dan  Tuntas

18.

Muhammad Mufid

80

90

Naik  dan  Tuntas

19.

M.  Rifqi .K

77

85

Naik  dan  Tuntas

20

Muhammad  Fais

78

80

Naik  dan Tuntas

21

Naiya Ockta Safitri

71

75

Naik  dan  Tuntas

22

Niken Gladysia

72

78

Naik  dan  Tuntas

23

Raditya Rasya .P

67

67

Belum  Tuntas

24

Rizki  Indah Lestari

70

78

Naik  dan   Tuntas

25.

Raj Abdillah

65

75

Naik  dan  Tuntas

26.

Sabila Putri Khaira

74

80

Naik   dan  Tuntas

27.

Septi Ayu R.

80

90

Naik  dan Tuntas

28.

Setya  Amar P.

58

68

Belum Tuntas

29

Sohiban AlFahri

83

85

Naik   dan  Tuntas

30

Uswatun Khasanah

70

75

Naik  dan  Tuntas

.

Nilai rata – rata

72,33

77,2

Naik  dan   Tuntas

 

Berdasarkan hasil analisis  data tabel 3, menunjukkan  bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswayang pembelajarannya belum menggunakan model jigsaw  dengan  yang pembelajarannya sudah menggunakan model pembelajaran jigsaw adalah 72,33 .Sedangkan nilai rata - rata hasil belajar siswa  dengan   menggunakan   model  pembelajaran jigsaw adalah   77,2 artinya  ada  kenaikan  nilai  rata  -  rata 4,87 Selain itu ,juga ada kenaikan prosentase ketuntasan minimal sebesar  13,4 % dari semula 73,33  % menjadi 86,7 % .  Hal  ini   menunjukkan   bahwa   prestasi   belajar    PKn dengan    menggunakan     model    pembelajaran   jigsaw    lebih     tinggi dibandingkan   prestasi   belajar   PKn   sebelum   menggunakan    model pembelajaran jigsaw .Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa pembelajaran dengan  menggunakan  model  pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan prestasi  belajar siswa.

C.     Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Strategi Yang Dipilih 

Adapun kendala- kendala yang dihadapi saat melaksanakan program ini adalah sebagai berikut:

1.         Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merubah pola pikir (mind set) siswa terhadap pelajaran PPKn yaitu dengan menganggap PPKn itu membosankan. Melalui pendekatan-pendekatan dengan pemberian motivasi untuk meyakinkan mereka, bahwa PPKn tidak membosankan akhirnya mereka termotivasi dan tertarik dalam pembelajaran PPKn.

2.         Fasilitas yang masih kurang sehingga membutuhkan   waktu   yang   lebih  lama  apalagi  bila ada  penataan ruang  belum  terkondisi  dengan baik. Sehingga     perlu  waktu   untuk  merubah  posisi  sehingga   akan  menimbulkan  gaduh.

3.         Masih banyak siswa yang tidak mau mengikuti kegiatan ini terutama bagi  yang putra. Jika  jumlah anggota kelompok   kurang   akan menimbulkan masalah, misal  jika ada anggota  yang hanya membonceng   dalam   menyelesaikan tugas - tugas dan  pasif  dalam  diskusi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

KESIMPULAN

 

 

A.     Simpulan

a)     Nilai   rata- rata  hasil  belajar  siswa  sebelum menggunakan model pembelajaran jigsaw adalah 72,33. Sedangkan prosentase ketuntasan  minimalnya adalah 73,33 %.

b)     Nilai   rata– rata  hasil  belajar  siswa  dengan   menggunakan model Pembelajaran jigsaw adalah 77,2. Sedangkan prosentase ketuntasan minimalnya  adalah 86,7 %.

c)      Nilai  rata – rata  hasil   belajar  siswa  sebelum   menggunakan  model pembelajaran  jigsaw adalah 72,33 .Sedangkan   nilai  rata – rata hasil hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw adalah 77,2 .

d)     Ada  kenaikan  nilai  rata– rata sebesar 4,87  setelah  menggunakan model  pembelajaran  jigsaw dalam pembelajaran, yaitu   dari  semula 72,33  menjadi  77,2 .Sedangkan   kenaikan   prosentase    ketuntasan minimal  adalah 13,4 % dari  semula  13,4%  menjadi   86,7 %.

B.    Saran

a)     Guru  dapat  memilih  strategi  atau  model  pembelajaran yang   tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan tingkat perkembangan kognitif dan afektif siswa.

b)  Bahwa    hasil   makalah   ini   bisa  untuk   referensi   yang    disimpan di perpustakaan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar