RENUNGAN :
PERJALANAN
KISAH HIDUP DARI SEORANG NABI ADAM DAN SITI HAWA
As Suddiy menceritakan dari Abu Shalih
dan Abu Malik dari Ibnu Abbas, dan dari Murrah dari Ibnu Mas’ud serta dari
beberapa orang sahabat, bahwa mereka berkata, “Iblis dikeluarkan dari surga dan
Adam ditempatkan di surga, maka Adam berjalan-jalan di surga sendiri tanpa ada
pasangan yang dapat menenteramkannya, ia pun tidur, ketika bangun, ternyata di
dekat kepalanya ada seorang wanita yang duduk, Allah Subhanahu wa Ta’ala
menciptakannya dari tulang rusuknya.
Adam lalu bertanya kepadanya, “Siapa
engkau?” Ia menjawab, “Seorang wanita.” Adam bertanya, “Untuk apa engkau
diciptakan?” Ia menjawab, “Agar engkau dapat merasa tenteram denganku.” Lalu
para malaikat berkata kepadanya melihat ilmu yang dimiliki Adam, “Siapa namanya
wahai Adam?” Ia menjawab, “Hawa’.” Mereka berkata lagi, “Mengapa (disebut)
Hawa’?” Adam menjawab, “Karena ia diciptakan dari sesuatu yang hidup.”
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan
Adam dan istrinya Hawa’ untuk tinggal di surga dan memakan buah-buahan yang ada
di sana serta menjauhi sebuah pohon sebagai ujian kepada keduanya, Dia
berfirman, “Wahai Adam! diamilah olehmu dan istrimu surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan
janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang
yang zalim.” (QS. Al Baqarah: 35)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga
memperingatkan Adam dan istrinya agar tidak tergoda oleh Iblis serta
mengingatkan permusuhan Iblis kepada keduanya, Dia berfirman, “Wahai Adam!
Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali
janganlah ia sampai mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu
menjadi celaka.” (QS. Thaha: 117)
Mulailah Iblis berpikir tentang cara
menyesatkan Adam dan Hawa’, setelah berhasil menemukan caranya, maka ia pun
melakukan rencananya itu, ia pun mendatangi Adam dan Hawa’ dan berkata, “Wahai
Adam! Maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon kekekalan dan kerajaan yang tidak
akan binasa?” (QS.. Thaha: 120)
Maka Adam dan Hawa membenarkan ucapan
Iblis itu karena sumpahnya, dimana menurut keduanya tidak mungkin ada seorang
yang berani bersumpah secara dusta dengan nama Allah, maka Adam dan Hawa’ pun
pergi mendatangi pohon itu dan memakan buahnya. Ketika itulah terjadi peristiwa
yang mengejutkan, keduanya terbuka auratnya dan telanjang karena maksiatnya dan
keduanya pun merasa malu dan sedih sekali, segeralah keduanya mendatangi
pepohonan dan memetik daun-daunnya untuk menutupi auratnya, maka Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam dan Hawa’, “Bukankah Aku telah
melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu,
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (QS.. Al
A’raaf: 22)
Ketika itu Adam dan Hawa’ sangat
menyesal sekali karena telah bermaksiat kepada Allah, segeralah keduanya
bertobat dan beristighfar, keduanya berkata, “Ya Tuhan Kami, kami telah
menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS.. Al
A’raaf: 23)
Setelah Adam dan Hawa’ menyesal dan
beristighfar, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima tobatnya dan
memerintahkan keduanya untuk turun ke bumi dan hidup di sana.
Mulailah Adam hidup di bumi dan membuka
lembaran perjalanan hidupnya yang baru di sana. Di bumi itu, Adam memiliki
banyak keturunan, ia mendidik dan mengajarkan mereka serta memberitahukan
mereka, bahwa hidup di dunia merupakan ujian dan cobaan, dan hendaknya mereka
berpegang teguh dengan petunjuk Allah serta berwaspada terhadap tipu daya
setan. Ia juga mengajak keturunannya agar menyembah Allah, memberitahukan
kepada mereka tentang kebenaran dan keimanan, memperingatkan mereka akan
bahayanya syirk, kemaksiatan, dan bahayanya menaati setan sampai ia wafat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar